Kulamar kau dengan Sop Singkong
Disebuah daerah perkampungan di Jepang hiduplah seorang anak yang baru
saja ditinggalkan oleh orang tuanya karena sudah takdirnya. Namanya Kuraba
Sakumu seorang anak yang mengakunya sebagai anak baik, rendah hati
dan penuh semangat, selalu membantu orangtuanya dengan berjualan Sop Singkong padahal malamnya ganti
pekerjaan sebagai pencopet. Hasil copetanya ia gunakan untuk kaum gelandangan. semenjak kematian orang tua Kuraba, Kusabuni Noda seorang Mahasiswa yang pekerjaanya sebagai tukang cuci tetapi mengakunya
sebagai pengusaha laundry menawarkan Sahabatnya, Kuraba Sakumu untuk tinggal
bersama Kusabuni Noda.
Malam hari..
Kuraba : (mengetuk pintu)” selamat
malam”
Kusabuni : “Ia ia, tunggu sebentar ga sabaran banget sih”
Kuraba : “Loh, padahal gue
cuma ngetuk satu kali, malah marah marah nih bocah”
Kusabuni : “Eh, Kuraba “(terkejut lalu menunjuk)
Kuraba : “Eh, Kuraba juga . Eh maksudnya Kusabuni” (menunjuk Kusabuni)
Kusabuni : ” Ah, masuk masuk”
Kuraba : ” Lo ga nyuruh gue duduk apa? Capek nih habis meraba saku orang”
Kusabuni : “Yah, lo kan
biasanya langsung duduk aja”
Kuraba : “Haha ya deh”
Mereka berbincang tentang kematian orangtua Kuraba, hingga Kuraba memutuskan untuk tinggal di rumah Kusabuni Noda dan pergi lagi untuk berdagang Sop Singkong. Sementara itu ada seorang
mahasiswi yang mengakunya seorang model majalah yang bernama Aigaya Sanasini
yang baru saja mutusin pacarnya yang
bernama Takada Gaji karena ditipu olehnya. Aigaya mengira Takada Gaji adalah seorang pengusaha
padahal hanya karyawan yang lupa digaji oleh bosnya. Ibunya Aigaya bernama
Sayuri Sanasini yang mengakunya seorang istri dari penjabat penting di jepang
padahal aslinya hanya tukang sayur.
Di Rumah Aigaya..
Aigaya : “Aku Pulang” (dengan
langkah buru-buru)
Sayuri : “Kamu kenapa
nak? Dikejar sama pengagum rahasia kamu lagi?”
Aigaya : “Mama gak lihat
muka aku cemberut kayak gini?” (nada kesal)
Sayuri : “oh baru lihat,
ada apa memang?” (kaget)
Aigaya : “Ternyata Takada
pembual, dia hanya karyawan yang lupa digaji oleh bosnya
untuk dapat foto aku secara gratis karena dia gg mampu beli majalah Vogue yang katanya mahal”
Sayuri : “APA?? Ternyata
selama ini kita ditipu oleh penampilanya” (kaget)
Aigaya : “Iya, dia hanya
memanfaatkanku dengan nafsu bejadnya, sial” (kesal)
Sayuri : “Uh dasar tuh
bocah, awas aja kalo datang lagi kesini.”
Esok Harinya, Kuraba Berdagang
berkeliling Singkong melewati rumahnya Aigaya.
Kuraba : “Sop Singkong!! Enak, murah, dan bergizi, yuk dicoba dan dibeli”
Aigaya : “Bang bang, bang beli Sop Singkong” (dengan
irama manja)
Kuraba : “Ia
neng” (sambil membawa gerobaknya ke arah rumah Aigaya)
Aigaya : “Kok lo sih? Bukan abang yang biasa lewat sini?” (heran dan kaget)
Kuraba : “Abang yang
mana ya neng? Oh, saya mah orang baru atuh neng”
Aigaya : “Orang baru, emm
gue beli deh. Berapa?” (sambil
bergaya sok cantik)
Kuraba : “8 ratus yen aja neng”
Aigaya : “Nih uangnya,
kembaliannya ambil” (ketus)
Kuraba : “Bukannya uangnya
cukup neng ?” (sambil memandangi wajah Aigaya yang cantik jelita)
Aigaya : “Nah itu lo tau” (sambil berjalan ke rumah)
Kuraba : “Uh jantung gue,
deg deg seer kayak es doger”
Aigaya lalu masuk ke rumah
Sayuri : “Udah beli Sop Singkongnya?”
Aigaya : “Udah, tapi penjualnya beda dari yang biasa.
Katanya sih pedagang baru”
Sayuri : “Yaudah, ngapain
itu dipikirin, Ga penting tahu!”
Aigaya : “Ia juga yah”
Malamnya Kuraba curhat
sama Kusabuni tentang Aigaya, dia suka pada
pandangan pertama kepada Aigaya.
Kuraba : “hoy, lo tau ga cewek manis diblok
sebelah?”
Kusabuni : “Cewek yang mana?“
Kuraba : “Itu, cewek yang tinggal di rumah
gede warna putih? Rumahnya
aja bagus apalagi orangnya duuh”
Kusabuni : “Oh, itu namanya Aigaya dia
temen sekampus gue” (sambil mengingat) Kenapa?
Kuraba : “Yah lo, masa ga ngerti sih?”
Kusabuni : “Jangan bilang lo suka sama
dia”
Kuraba : “Tapi
kenyataanya ia tuh”
Kusabuni : “Ha? Yakin lo?”
Kuraba : “Kenapa? Karena gue seorang penjual Sop Singkong, ada larangan?” (sedikit membentak)
Kusabuni : “Ya
ga masalah sih “
Kuraba : “Lo
harus bantuin gue buat deket sama dia ok? “(seraya jalan ke kamar untuk tidur)
Kusabuni : “Gue
ga yakin ini berhasil” (sambil
mengikuti)
Kuraba : “Gue
denger (berbalik), mmm.. gimana kalau gue ikutan aja ke kampus lo ?”
Kusabuni : “Ogah!!” (masuk ke kamar)
Esok harinya di kampus. Kusabuni sedang berjalan di
kampus dan tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dari belakang.
Kuraba : “Hai “(tanpa rasa bersalah)
Kusabuni : “Lo ngapain? Ko bisa nyampe disini?” (kaget)
Kuraba : “Kan gue udah bilang, gue kesini buat nyari si Aigaya”
Kusabuni : “Ngapain nyariin dia?”
Kuraba : “Gue suka sama Aigaya dan mau gue modusin juga itu cewe” (semangat)
Kusabuni : “Gila
banget nih orang, langsung bilang suka aja deh. Mumpung baru putus sama pacarnya. Kelamaan modusin dia ntar
keburu di rebut loh, tahu sendirilah itu anak memang cantik.
Kuraba : “Ya udah, bisa bantu gue? gue udah capek nih
ngebuntutin lo dari belakang dh kayak detektif lagi nyelidikin penjahat aja
buat masuk ke kampus ini. Hargailah perjuangan gue nih.
Kusabuni : “Emm,
gimana yah?”
Kuraba : “Plis, bantuin temenmu yang sedang ingin menikmati rasanya berasmara, gue tobat nih jadi
pencopet, sekarang gue lagi ingin mencopet hatinya” (sedikit memelas)
Kusabuni : “Oke lah kalau begitu” (ragu ragu)
Kuraba : “yey, makasi kawan” (lompat girang)
Rencana pun telah disusun, ketika Aigaya lewat Kuraba, Kuraba langsung menyapanya.
Kuraba : “Hei, kamu gadis yang beli sop singkong abang yang kemaren ya?”
Aigaya : “Iya,
kenapa?”
Kuraba : “Eh kemarin uang kamu jatuh , jadi
sekarang aku ingin mengembalikannya”
Aigaya : “Oh,
makasih. Untung yang nemuin orang yang jujur kayak kamu, padahal orang kayak kamu mah bisa aja ambil duit itu langsung. oh ya nama aku Aigaya
Sanasini” (mengulurkan tangan)
Kuraba : “Nama aku Kuraba
Sakumu, kamu mau pulangkan? Bareng yuk . .”
Aigaya : “Ga deh, makasih ya sudah ngajakin, aku mau pergi dulu ya!“
Kemudian langitpun tiba-tiba
hujan..
Aigaya : “Yah ko hujan sih tiba-tiba, mana hujanya deres nih,
lupa bawa payung lagi”
Kuraba : “Sambil menunggu hujan reda, bagaimana kalau
kita mengobrol disini?”
Aigaya : “Iya deh” (pasrah)
Kuraba : “Kamu tahu tidak?”
Aigaya : “Tidak tahu lah, kamu aja belum bilang”
Kuraba : “Sederasnya hujan mengguyur jepang, masih lebih deras
guyuran cintaku padamu” (nada menggombal)
Aigaya : (menunduk kepala sambil tersipu senyum)
Kuraba : “Kamu itu juga sama seperti pelangi yang
muncul habis hujan”
Aigaya : “ko bisa sama?”
Kuraba : “Iya, hujan itu sama seperti tangisan kesepianku ini,
kemudian pelangi yang muncul setelah hujan itu seperti kamu mencerahkan hatiku
dan mewarnai hidupku”
Lalu tiba-tiba munculah ibunya
Aigaya keluar dari mobil membawa payung
Sayuri : “Ai!! Kenapa kamu disini berduaan sama si gembel ini?”
(memandang jijik)
Aigaya :
“Ga ada salahnya kan Mi? Kuraba anaknya baik kok”
Sayuri :
“Tapi kan dandanannya kayak gitu, beda banget sama kamu. Ga pantes (emosi) ayo pulang” (menarik Aigaya ke
mobil)
Aigaya : “Kuraba maafkan
ibuku ini ya!”
Kuraba : “Tidak
apa-apa” (Tertegun)
Walau cinta mereka berat di orang tua, tapi justru cinta semakin
menjadi-menjadi. Sampai suatu hari..
Kusabuni : (Mengetuk pintu) “Permisi”
Sayuri : (Membuka Pintu) “Oh
iya Kusabuni, Kebetulan sekali ada cucian yang harus kamu bersihkan, mari masuk”
Kusabuni :
“Maaf nyonya, ini ada yang mau bertemu dengan Aigaya” (bungkuk)
Sayuri : “Siapa, Fans
Aigaya? Orangnya Tampan tidak? Kaya tidak? (penasaran)
Kusabuni : “Inilah orangnya”
(latar musik “jeng-jeng”) (Kusabuni
masuk ke rumah)
Kuraba : “Hai
ibunya Aigaya” (sambil senyum dan bungkuk)
Sayuri : “loh kamu yg
waktu itu yang menganggu anak saya kan?”
Aigaya : “Dia gg menganggu
ko mami, dia cuman menemani aku kok!”
Kuraba : “dia
benar tante”
Aigaya : “Yok kita pergi”
Kuraba : “Kami pergi dulu Tante”
Aigaya : “Bye Mami”
Sayuri : “Eh Ai, kamu
ga boleh pergi sama tukang Sop Singkong itu!!” (teriak)
Aigaya : “Yok
cepetan kabur” (Sambil Lari)
Kuraba : “Ga, kita
ga boleh kabur kabur gini. Aku serius sama kamu, aku rela kok dimarahin sama mami
kamu. Ini demi cinta kita”
Aigaya : “Tapi..”
Mereka pun kembali masuk ke rumah
Sayuri : “Eh kamu
berani ya bawa kabur anak saya”
Aigaya :“Ga Mami, kami ga
mau kabur. Kami justru akan membuktikan kesungguhan kami”
Sayuri : “Ga, Mami
ga setuju”
Aigaya : “Tapi aku
cinta bang Kuraba mi ..”(memegang
tangan Kuraba)
Sayuri : “Cinta? Ngerti apaan kalian tentang
cinta?”
Aigaya : “Kenapa sih Mami melarang hubungan kami?”
Sayuri : “Jelaslah, kerjaannya aja cuma
dagang Sop Singkong mana mungkin
sama Ai yang anak konglomerat kaya.”
Kuraba : ”Baik Tante, saya akan membuktikan kalau saya
pantas dengan Ai” (emosi)
Sayuri : “Heh,
buktiin aja” (sombong)
Kuraba akhirnya meninggalkan rumah Aigaya, ia
benar benar tersakiti karena kata kata Mami Aigaya sementara di rumah Aigaya.
Aigaya : “Mi, plis
terima Kuraba” (memohon)
Sayuri : (hanya diam)
Aigaya : ”Dia itu cowok yang baik yang bisa menjaga Ai”
Sayuri : ”Oke, kalau dia bisa membuktikan kalau
dia bisa membahagiakan Kamu”
Keesokan harinya , Kuraba kembali berjualan Sop Singkong, ia tak mengenal kata pantang mundur
Kuraba : “Eh gue punya taktik baru supaya dagangan gue cepet
laku”
Kusabuni : “Gimana ?”
Kuraba pergi berjualan dan Kusabuni melihatnya
dari kejauhan
Kuraba : “Sop Singkong Sop Singkong, yok semuanya beli, ayo kita semua makan Sop Singkong” (Tanganya bergoyang sambil
megang sendok sayur diiringi dengan lagu Harlem Shake)
Kusabuni : “Waah ide bagus nih upload Youtube aah”
Beberapa minggu kemudian tepatnya pada pagi hari ,
banyak orang2 berkumpul di depan Rumah Mereka. Tiba – tiba datang panggilan dari
berbagai Restoran terkemuka dan mengajaknya untuk bergabung bersama Kuraba karena melihat
video goyang Sop Singkong yang di
upload oleh Kusabuni. Akhirnya Kuraba bergabung dan menjadi manajer salah satu
restoran yang cukup elit di Jepang, yaitu Restoran Kitakasi Murasaja. Sementara
itu di kampus.
Kusabuni : “Aigaya sudah tahu belum, sekarang
sih Kuraba udah kaya dan terkenal loh, Dia sekarang jadi manajer di Restoran
Kitakasi Murasaja!”
Aigaya : “Ciyuss mi apa??”
Kusabuni : “MIYABI!! Yaelah ga punya internet ya? NDESHO
!”
Aigaya : “Emm,
berarti dia udah bisa
dong ngebuktiin sama Mami kalau Kuraba itu udah terkenal dan tajir”
Kusabuni : “Yoi, so pasti dong”
Aigaya : “Wah hebat, pasti mami bangga!”
Esok Harinya di Halaman Rumah
Aigaya..
Kuraba : “Ai! Ada kejutan untukmu nih!”
Aigaya : “Bang Kuraba” (menengok
melalui jendela)
Sayuri : “Itu kenapa sih ribut ribut diluar?”
Aigaya : “Kita
keluar aja Mi (Ai dan Sayuri berjalan ke luar dan ima membuka pintu)”
Kuraba : (berlutu di depan Aigaya) “Ai, kupinang
kau dengan Sop Singkong” (sambil
melirik ke arah Sayuri)
Sayuri : “Mami
setuju kok, Selamat ya sudah menjadi manajer restoran Kitakasi Murasaja,
mudah-mudahan restoran yang kamu kelola makin sukses”
Aigaya : “Aaa, makasi Mi” (senyum bahagia)
Akhirnya Aigaya Sanasini dan Kuraba Sakumu mendapatkan restu dari Sayuri Sanasini selaku mamanya
Aigaya dan kemudian mereka hidup
bahagia. Akhirnya Sayuri pun mengakui bahwa sebenarnya dia hanya tukang sayur yang
terpaksa berdagang sayur karena suaminya meninggal dan harus memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dan sekarang, Kuraba Sakumu tidak lagi mencopet uang di malam hari,
karena sudah menjadi manajer restoran Kitakasi Murasaja. Cinta tak perlu hal hal yang besar,
mewah, dan elegan, cinta dapat dimulai dari hal yang kecil seperti Sop Singkong yang dibutuhkan
hanya ketulusan cinta saja. Dan janganlah melihat orang
dari sisi luarnya, lihat sisi dalamnya.