Selasa, 19 November 2013

Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam memberantas korupsi



Akhir-akhir ini masalah korupsi sedang hangat-hangatnya dibicarakan publik, terutama dalam semua media massa. Banyak para ahli mengemukakan pendapatnya tentang masalah korupsi ini. Berbagai kebijakan telah dilakukan untuk memberantas korupsi namun ternyata belumlah cukup untuk mencegah korupsi.
            Korupsi adalah produk dari sikap hidup satu kelompok masyarakat yang menggunakan uang sebagai standar kebenaran dan sebagai kekuasaaan mutlak. Sebagai akibatnya, kaum koruptor yang kaya raya dan para politisi korup yang kelebihan uang dapat masuk ke dalam golongan elit yang berkuasa dan sangat dihormati. Mereka ini juga akan menduduki status sosial tinggi dimata masyarakat.
            Indonesia dikenal sebagai salah satu negara paling korup di Asia bahkan di dunia. Hasil penelitian TII (Transparansi International Indonesia) tahun 2009 menyatakan bahwa Indonesia menduduki urutan 111 dari 180 negara di seluruh dunia dengan memperoleh skor 2,8 dengan skala nol untuk negara paling korup. Di level ASEAN, Indonesia menduduki urutan kelima dari sepuluh negara. Hal tersebut menunjukkan bahwa korupsi masih menjadi penyakit kronis dan pemberantasan korupsi masih jauh dari harapan. Kita tentu berharap bahwa kualitas pencegahan dan pemberantasan korupsi semakin baik di masa datang dan generasi muda Indonesia memiliki mentalitas antikorupsi untuk mewujudkan Indonesia bersih tanpa korupsi.
            Pembangunan nasional dapat tercapai bila korupsi diberantas. Ada beberapa cara penanggulangan korupsi, dimulai yang sifatnya preventif maupun yang represif. Membabat akar korupsi tidak mungkin hanya melalui jalur hukum saja, melainkan ditambah dengan jalur pendidikan yaitu dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang lebih lanjut disingkat dengan PKn.
            PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang mampu mamahami dan melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Dari sisi tujuan, salah satu tujuan PKn diajarkan adalah mewujudkan warga negara yang dapat berpartisipasi scara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara termasuk mencerminkan perilaku antikorupsi.
Dari sisi karakteristik, PKn berisi pengetahuan, keterampilan, dan karakter kewarganegaraan serta tentunya juga membina karakter warga negara melalui penanaman nilai kejujuran sebagai ruh sikap dan perilaku antikorupsi. Dari sisi sasaran, PKn mengarah pada terbentuknya manusia yang cerdas, terampil, kreatif, menaati peraturan yang berlaku, berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, berpikir kritis, inovatif, dan mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab  serta mendorong sikap antikorupsi.

Dari sisi standar kelulusan, pada mata pelajaran PKn, salah satu indikatornya adalah menampilkan perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan perilaku antikorupsi merupakan hal yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian dengan terselenggaranya mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan di lembaga pendidikan formal, para peserta didik yang merupakan generasi penerus bangsa dapat mendorong sikap anti korupsi dengan memahami nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila dan UUD 1945. 

Daftar Pustaka
1. Ervida, Erika. 2003. Korupsi di Indonesia Masalah dan Solusinya.  Link: http://bit.ly/11lTqRv 
2. Apandi, Idris. 2011. Pendidikan Antikorupsi Melalui PKn. Link:http://bit.ly/18b7RkV
 

Sabtu, 12 Oktober 2013

Peran Komunikasi dalam Membentuk Kelompok dan Pemimpin yang Efektif



Suatu kelompok dibentuk untuk bisa mencapai suatu tujuan yang diharapkan dan dilakukan bersama dengan cara menentukan solusi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam menentukan solusi yang digunakan untuk mencapai tujuan, tentu setiap anggota kelompok masing-masing menemukan solusi
tersendiri. Untuk menyampaikan solusi kepada semua anggota kelompok tersebut, pasti setiap anggota akan menyampaikan pendapatnya masing-masing. Ketika setiap anggota menyampaikan pendapatnya, maka setiap individu tersebut telah melakukan kegiatan komunikasi. Komunikasi akan terasa efektif apabila pesan yang disampaikan oleh individu yang menyampaikan  itu jelas maksud dan tujuanya serta disampaikan dengan cara yang berkenan di hati orang yang menerima pesan, sehingga si penerima pesan bisa menanggapi dengan baik. Komunikasi yang efektif bisa menghindarkan antar individu terjadi kesalahpahaman. Dengan demikian komunikasi yang efektif bisa menghindarkan kelompok tersebut dari konflik.
Dalam mencapai tujuan suatu kelompok, haruslah ada seseorang yang bisa mengatur dan mengarahkan anggota kelompok tersebut agar bisa mencapai tujuan kelompok dengan baik dan lancar. Seseorang itulah yang kita sebut dengan pemimpin. Di dalam kelompok, pemimpin itu memiliki peranan yang sangat penting. Menurut Warren Bennis, mengatakan kepemimpinan merupakan kekuatan di balik sukses organisasi yang akan menciptakan organisasi itu dapat hidup dan berdiri kokoh.
Dalam hubungan pemimpin dengan anggota kelompok, komunikasi merupakan salah satu pokok penting. Seorang pemimpin harus dapat berkomunikasi dengan bawahannya juga dengan atasannya. Komunikasi yang baik akan menolong menciptakan rasa kebersamaan dalam satu kelompok atau organisasi. Komunikasi yang efektif akan menghilangkan beda pengertian antara bawahan dan pimpinan maupun diantara bawahan itu sendiri. Bahkan menurut Kouzes dan Posner (1983) seorang pemimpin yang efektif ditandai oleh kemampuanya untuk membuat kelompoknya mengikuti apa yang diarahkannya dan tentu hal itu bisa terjadi dengan cara berkomunikasi yang efektif.
Seandainya suatu kelompok tidak ada komunikasi, maka kelompok tersebut pasti akan mengalami hambatan untuk mencapai tujuanya. Dikarenakan, antar anggota kelompok tersebut tidak mengetahui bagaimana cara atau arah yang tepat untuk mencapai tujuan kelompoknya. bila hal seperti ini terjadi, maka sudah pasti di dalam kelompok tersebut, hubungan antar anggota bahkan dengan pemimpinya kurang baik. Padahal kelompok yang efektif adalah kelompok yang hubungan antar anggotanya baik dan saling berkolaborasi dalam mencapai tujuan. Bagaimana mungkin suatu kelompok bisa mencapai tujuan dan memecahkan masalah yang ada tanpa adanya komunikasi di dalam kelompok tersebut. Berdasarkan kejadian di atas, maka berkomunikasi itu perlu ada di dalam kelompok untuk bisa mencapai tujuan bersama dengan cara atau arah yang tepat. karena pada umumnya, tiap individu memiliki pendapat yang sifatnya hanya dalam satu pandangan tertentu dan tentunya berbeda antar satu sama lain. dengan berkomunikasi, setiap anggota kelompok dapat saling berkolaborasi pendapat yang masing-masing memiliki pandangan berbeda. setiap pendapat memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan melihat kelebihan masing-masing pendapat, maka akan menghasilkan keputusan yang memuaskan untuk mencapai tujuanya.
Jadi, komunikasi memiliki peran yang vital dalam kelompok karena komunikasi diperlukan untuk mencapai efektifitas dalam kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan, manajemen konflik serta proses-proses di dalam kelompok. Dengan berkomunikasi yang efektif, maka kelompok tersebut bisa mencapai sasaran dan tujuanya dengan tetap menjaga hubungan yang baik kepada sesama anggota kelompok. Karena pada hakikatnya, suatu Kelompok bisa dikatakan efektif apabila kelompok tersebut bisa mencapai sasaran dan terdapat hubungan yang baik dengan antar anggota.

Kesuksesan Ditentukan oleh Sikap Optimis



Keberhasilan menyelesaikan kegiatan atau tugas ditentukan sikap optimis dalam meraih tujuan yang ditetapkan. Jika seseorang memiliki sikap dan berpikir  optimis, maka ia akan percaya diri melaksanakan kegiatannya, cenderung lebih bahagia dalam kegiatan, namun orang yang berpikir dan bersikap pesimis akan tidak percaya diri dan cendung terpaksa dan menderita malaksanakan suatu kegiatan.
Sikap optimis disebut juga dengan optimisme. Kata optimisme berasal dari bahasa latin yaitu “optimal” yang berarti”terbaik”. Menjadi Optimis secara leksikal berarti mengharapkan hasil terbaik dari situasi tertentu
(Shapiro, 2001:14). Optimisme adalah kebiasaan berpikir positif, atau seperti yang didefinisikan oleh Random House Dictionary dalam Shapiro “kecenderungan untuk memandang segala sesuatu dari sisi dan kondisi  baiknya dan mengharapkan hasil yang paling memuaskan”.
Dari pengertian optimisme di atas, dapat dipahami bahwa  optimisme merupakan  kecenderungan individu untuk memiliki ekpekstasi positif secara menyeluruh meskipun individu mengalami kesulitan, kemalangan dalam kehidupan. Pikiran optimis yang muncul dalam diri yang ditunjukkan individu dengan sikap selalu memiliki harapan baik, kecenderungan untuk memperoleh hasil terbaik  dalam suatu proses kegiatan.
Mennurut Ginnis (dalam Shofia F, 2009) orang optimis memiliki ciri-ciri khas sebagai berikut: 1) jarang terkejut oleh kesulitan; 2) mencari pemecahan sebagian permasalahan; 3) merasa yakin bahwa ia mampu mengendalikan masa depan mereka; 5) memungkinkan terjadinya pembaharuan secara teratur; 6) menghentikan pemikiran yang negatif; 7) meningkatkan kekuatan ekspekstasi; 8) menggunakan imajinasi untuk maraih sukses; 9) selalu gembira bahkan ketika tidak bisa merasa bahagia; 10) merasa yakin dengan kemampuan yang hampir tidak terbatas untuk diukur; 11) suka bertukar berita baik; 12) membina cinta dalam kehidupan; dan 13) menerima  apa yang tidak bisa diubah.
Berdasarkan ciri-ciri orang optimis di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang optimis memiliki cara berpikir yang rasional dengan adanya kemampuan untuk meningkatkan ekspektasi, berimajiasi untuk sukses, menghentikan pikiran negatif. Kemudian juga memiliki perasaan positif yang ditunjukkan dengan perasan jarang terkejut oleh kesulitan, merasa yakin bahwa mereka mampu mengendalikan masa depan, merasa yakin dengan kemampuan, selalu gembira dalam kondisi sulit, suka dengan berita baik, mampu membina cinta, dan menerima apa yang tidak bisa diubah. Di samping itu orang optimis juga dapat dilihat dari perilaku mereka yang  selalu berusaha mencari solusi dari permasalahan yang dialaminya dan selalu bertindak kongkrit.
Sikap optimis memberikan manfaat yang luar biasa dalam kehidupan. Banyak keutungan yang diperoleh dari sikap optimis, seperti yang tertulis dalam buku Optimism & Pessimism: Implications for Theory, Research, and Practice bahwa orang optimis memiliki kesehatan lebih baik, menggunakan waktu lebih bersemangat dan berenergi, berusaha keras mencapai tujuan, lebih berprestasi dalam potensinya, melaksanakan sesuatu lebih baik.
Kesimpulanya, dengan adanya optimisme akan membuat mahasiswa lebih sukses di perguruan tinggi, baik ketika menjalani kuliah, membuat tugas, meyelesaikan skripsi, maupun dalam mengatasi berbagai masalah, rintangan dan resiko dalam penyelesaian skripsi, bahkan sikap ini tidak saja diperlukan oleh mahasiswa saja, tetapi diperlukan semua orang untuk meraih sukses dalam seluruh sisi kehidupan, baik siswa di sekolah, mahasiswa di perguruan tinggi, pekerja, karyawan di kantor, maupun bidang usaha kecil sekalipun. Sikap ini lebih memberikan kesiapan diri setiap orang dalam menyesuaikan diri di bidang sosial, belajar, karir dan pekerjaan, kehidupan bekeluarga, dan kehidupan beragama.

Daftar Pustaka
Chang, Edward C. 2000. Optimism & Pessimism: Implications for Theory, Research, and Practice. USA: American Psychological Association.

Kamis, 26 September 2013

Mengapa Begitu sulit Orang Indonesia Menghargai Pemimpin?



Dalam kehidupan kita, tentunya ada seorang manusia yang harus bisa mengatur kehidupan kita, bila tidak maka kehidupan kita dalam suatu lingkungan tidak akan beraturan. Orang yang berhak dan berkewajiban mengatur kehidupan kita disebut dengan pemimpin. Pemimpin itu bisa kita artikan mulai dari hal yang terkecil seperti, Ketua Kelas, Ketua Kelompok, dan sebagainya. Seperti yang kita ketahui bahwa tugas daripada seorang Ketua Kelas yaitu menciptakan suasana kelas yang rukun, tertib, kondusif dan sesuai dengan harapan yang ingin dicapai oleh semua warga kelas. Begitu pula tugas seorang Ketua Kelompok yang mengarahkan anggota kelompoknya untuk mengerjakan tugas kelompoknya dengan baik dan lancar. Dari pembahasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa tugas dari seorang pemimpin yaitu mengarahkan anggotanya sesuai dengan tujuan yang diharapkan bersama.
Kesuksesan hanya dapat terjadi bila tujuan bersama suatu kelompok dapat terpenuhi atau telah tercapai. Suatu negara bisa dikatakan sukses apabila tujuan bersama daripada negara tersebut dapat tercapai. Mengingat seorang pemimpin negara merupakan pengarah warga negaranya untuk mencapai tujuan bersama suatu negara. Maka sebetulnya kita sebagai warga negara seharusnya patut untuk patuh, dan menghormati apa yang pemimpin kita perintahkan. Namun bagaimanakah sikap bangsa kita terhadap pemimpin? Sudahkah kita memiliki rasa menghormati dan menghargai terhadap pemimpin kita?
Sering kita lihat di media massa, masyarakat Indonesia sering sekali mengadakan demo-demo massa yang sifatnya memberontak kekuasaan pemerintahan yang sedang berwenang. Dan tentunya hal tersebut sering terjadi karena banyaknya warga negara yang tidak menempuh pendidikan formal dan kurangnya penghidupan yang layak tentu akan membuat masyarakat yang seperti ini menjadi mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak yang ingin melawan pemerintahan yang berwenang. Hal ini dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan dalam menanggapi pernyataan atau pendapat dari orang lain atau karena kurangnya penghidupan layak mereka bisa saja menerima bantuan keuangan yang tentunya dengan syarat harus memenuhi perintah dari orang yang memberikan uang. Hanya dengan simpati dan sugesti saja orang tersebut bisa menuruti pendapat orang yang ingin melawan kedudukan pemerintahan yang sedang berwenang tanpa memikirkan kebenaran pendapat orang tersebut. Hal inilah yang dapat membuat masyarakat Indonesia membuat suatu gerakan yang lebih radikal seperti gerakan kudeta pemerintahan dan bahkan gerakan separatis yang telah terjadi di beberapa daerah Indonesia yang masih ditelantarkan oleh pemerintah negara Indonesia itu sendiri.
Selain itu, sering kita lihat di media massa yang mengabarkan pemerintah negara ini yang terlibat kasus KKN, bagaimana masyarakat kita mau patuh terhadap pemimpin yang yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Kebijakannya hanyalah menguntungkan kelompok dan pribadinya, sedangkan yang lainya begitu banyak dirugikan. Kalau pemimpinya tidak peduli kepada rakyatnya, untuk apa rakyatnya harus peduli dan menghormati pemimpinya?
Jadi, perlunya pemerintah Indonesia lebih serius lagi dalam menyelenggarakan pendidikan formal di negara ini serta perlunya masyarakat Indonesia untuk sadar betapa pentingnya menjalani masa pendidikan formal. Karena hanya dengan menempuh pendidikan, masyarakat menjadi lebih kritis dalam menghadapi permasalahan dan dalam menerima informasi dari orang lain. Dengan berpikir kritis, masyarakat dapat mencari solusi permasalahan yang tepat dan baik tanpa harus dengan cara melakukan gerakan pemberontakan kepada pemerintahan serta terciptanya masyarakat yang peduli dengan pemerintahanya dengan cara menyampaikan aspirasi yang dapat membangun bangsa ini. Pendidikan juga bisa menjadi sarana untuk menciptakan moralitas dan rasa loyalitas terhadap pemimpin dengan melalui program latihan dasar kepemimpinan yang biasanya dilaksanakan oleh organisasi yang sifatnya kesiswaan seperti OSIS dan sebagainya. Selain dengan pendidikan, penghidupan yang layak pun juga harus menjadi perhatian bagi pemerintah Indonesia. Karena dengan menyejahterakan masyarakat yang kurang mampu dan masyarakat pada daerah terlantar dapat menyebabkan masyarakat tersebut menjadi lebih hormat dan peduli dengan pemerintah. Karena merasa dirinya telah didukung dan dibantu oleh pemerintah, maka dengan rasa simpati serta sugesti masayarakat tersebut akan merasa dirinya harus menghargai pemimpinya juga.
Kesimpulanya, kesuksesan suatu negara adalah negara yang telah berhasil mencapai tujuanya. Karena tugas dari pemimpin adalah mengarahkan warga negara untuk menggapai tujuan negaranya. maka sudah sepatutnya kita tanamakan rasa hormat kita kepada pemimpin. Karena kesuksesan suatu negara hanya dapat dicapai bila adanya pemimpin dan dukungan partisipasi rakyat untuk mencapai tujuan suatu negara.