Raden
Ajeng Kartini. Sejak SD atau bahkan sejak duduk di
bangku Taman Kanak-kanak, kita sudah diperkenalkan oleh guru-guru kita akan
sosok yang sangat inspiratif dan luar biasa ini. Sosok pemberani yang dengan
lantang membela kaum wanita agar terbebas dan terlepas dari belenggu penjajahan
atas diri mereka, memperjuangkan hak-hak kaum wanita, mempelopori emansipasi
wanita, serta menyuarakan dengan dengan lantang bahwa “wanita tak semestinya
dijajah pria”.
Perkembangan zaman membuat gerakan
emansipasi banyak dilakukan oleh wanita-wanita di Indonesia. Tidak sedikit wanita
yang mencetak prestasi dan mampu mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan
prestasi-prestasi yang diperolehnya. Semakin lama semakin pudar kesenjangan
kedudukan yang ada antara pria dan wanita. Tidak jarang kita temukan kedudukan
wanita yang justru lebih tinggi daripada kedudukan pria. Saat ini perlakuan
berbeda terhadap pria dan wanita sudah jarang dilakukan.
Tapi, semakin lama mulai terjadi
penyimpangan makna emansipasi yang dilakukan oleh wanita-wanita yang hidup di
era globalisasi seperti saat ini. Emansipasi tidak lagi digunakan untuk
menyejajarkan kedudukan pria dan wanita, emansipasi justru digunakan untuk
membuktikan bahwa kaum wanita lebih hebat daripada kaum pria. Hal ini jelas
bukan suatu kesejajaran kedudukan. Bukan hanya itu, tidak sedikit wanita yang
memiliki pola hidup bebas mengatas namakan emansipasi wanita, tidak ingin
tindakan yang dilakukannya dianggap salah hanya karena ia seorang wanita.
Penyimpangan makna emansipasi wanita di era globalisasi
ini lama-lama akan membuat melekatnya stigma kasar baru yang menggantikan
stigma “kasur, sumur, dapur” pada diri wanita-wanita saat ini. Jelas tidak ada
yang menginginkan perjuangan Kartini untuk menyejajarkan kedudukan antara pria
dan wanita menjadi sia-sia karena tindakan-tindakan yang melenceng dari makna
emansipasi yang sesungguhnya. Jadi mari kita luruskan kembali makna emansipasi
di era globalisasi ini, jangan sampai penyimpangan makna yang terjadi membuat
wanita kembali dipandang sebelah mata oleh masyarak
Daftar pustaka:
http://jurnalistikhimasiera.blogspot.com/2012/04/kartini-dan-emansipasinya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar