Nah kali ini saya ingin berbagi nih kepada kalian yang bingung buat cari tugas pidato bahasa indonesia. kebetulan ane mo sharing aja tugas pidato saya termasuk kerangka pidato dan naskahnya, bagi agan yang bingung juga saya sediain kerangka pidatonya, oke langsung saja, Cekidot!
Kerangka
Pidato:
Tema :
Sumpah Pemuda
Tujuan :
Mempersuasif
Judul :
meningkatkan rasa kebersatuan dan kebangsaan Indonesia
A.Pembuka:
Salam
Penghormatan kepada ibu guru
dan teman-teman
Puji syukur ke hadirat tuhan
Menyampaikan topik pidato
sesuai dengan tema dan judul pidato
Latar Belakang: Sumpah pemuda sebagai penyatu pemuda
Indonesia
Sumpah pemuda sebagai
pernyataan berkebangsaan Indonesia
Mulai memudarnya rasa
persatuan dan kebangsaan pada kalangan pemuda
B.
Isi:
Sebab-sebab
memudarnya rasa persatuan dan kebangsaan di kalangan pemuda
Akibat
dari memudarnya rasa persatuan dan kebangsaan di kalangan pemuda
Tindakan
untuk mengurangi pemudaran tersebut
Hasil-hasil
yang akan diperoleh bila tindakan berhasil dilaksanakan
C.
Penutup:
Kesimpulan
berupa sebab akibat dan solusi
Penegasan
ulang
Harapan
agar sadar tentang pentingnya sumpah pemuda
Terima
Kasih dan permohonan maaf bila ada salah kata
Salam
Penutup
Naskah
Pidato
Assalamualaikum Wr. Wb.
Kepada Ibu Guru yang saya hormati dan
teman-teman yang saya sayangi.
Alhamdulillah, Mari kita panjatkan puji
syukur kita ke hadirat Tuhan YME, atas segala berkat dan rahmatnya yang telah
dilimpahkanya kepada kita. Kita dapat berkumpul disini pada hari ini dan saya
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Guru yang telah memberikan kesempatan
saya untuk berpidato.
Pada
kesempatan kali ini saya akan membahas pidato saya yang berjudul Meningkatkan
Rasa Kebersatuan dan Kebangsaan di kalangan pemuda. Ya pemuda itu tentulah kita
pada generasi sekarang ini. Pada 84 tahun yang lalu para pemuda Bangsa
Indonesia mengadakan Kongres Pemuda II yang tepatnya pada tanggal 28 Oktober
1928 merumuskan 3 hal bagi pemuda yang dinamakan sumpah pemuda. Pada point yang
kedua dikatakan bahwa “Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang
satu, bangsa Indonesia”. Pada point tersebut dapat diartikan bahwa para pemuda
dan pemudi telah bersumpah untuk bersatu dan berbangsa Indonesia. Namun
ironisnya, zaman sekarang kita bisa saksikan kawan-kawan kita yang melakukan
tawuran pelajar yang tidak kenal rasa kebersatuan berbangsa Indonesia.
Pertanyaanya, Dimanakah rasa kebersatuan berbangsa itu berada dalam diri kita?
Disinilah
dimulai kita bercermin kepada diri kita sendiri. Mengapa hal itu bisa terjadi.
Kalau kita amati, hal ini bermula dari kondisi lingkungan masyarakat kita yang
tidak mencerminkan lagi adanya rasa kebersatuan berbangsa. Dapat dibuktikan
pada masa sekarang ini banyak masyarakat kita yang semangat bergotong-royongnya
rendah, bahkan tidak ada sama sekali. Karena keadaan yang demikian, maka para
pemudapun akhirnya meniru kebiasaan masyarakat tersebut. Dikarenakan para
pemuda merupakan peniru yang baik dan umumnya tanpa proses pikir panjang yang
matang. Lalu di masa Reformasi kini dimana Demokratisasi yang melewati batas
dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa yang akibatnya menimbulkan frustasi
dan hilangnya optimisme di kalangan pemuda yang akhirnya memunculkan sifat
malas, egois dan emosional. Timbulnya paham etnosentrisme yang menganggap
sukunya lebih baik daripada suku lain dan juga timbulnya fanatisme yang menganggungkan
kelompoknya sehingga para pemuda lebih membanggakan suku/kelompoknya dibanding
persatuan bangsa. Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam
segala aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa
Indonesia.
Lalu
langkah apakah yang harus ditempuh oleh kita? Jika masyarakat kita kegotong-royonganya
kurang, kita bisa mengajak teman-teman kita untuk bergotong-royong membersihkan
kelas kita sehingga teman-teman kita sadar tentang arti pentingnya
gotong-royong. Jika banyaknya unjuk rasa yang membuat kita frustasi, pesimis,
egois, malas dan emosional cobalah untuk berpikir terbuka seandainya kita hidup
dimasa rezim orde lama dan orde baru dimana kebebasan berpolitik dibatasi oleh
pemerintah sehingga banyak aspirasi dan keluhan yang tak sampai di benak
pemikiran pemerintah pada saat itu. Jika anda yang merasa memiliki rasa
etnosentrisme dan fanatisme yang tinggi biasakanlah anda untuk hidup
bertoleransi dan menyadari pentingnya bersatu dengan sama lain dibanding bersatu
dengan orang yang sama. Karena pada dasarnya manusia itu diciptakan dalam
berbagai suku untuk saling mengenal masing-masing keunikan. Ingatlah motto
Negara kita “Bhineka Tunggal Ika”. Jangan sampai tulisan itu hanya dijadikan
prasasti di depan kelas kita. Jadikan ia prasasti di dalam hati kita. Jika anda
merasa Indonesia tertinggal dibanding Negara lainya, cobalah mulai sekarang
sadarlah bahwa kita adalah generasi yang akan meneruskan bangsa kita di masa
yang akan datang dengan cara buatlah suatu rencana di masa depan yang kelak
akan memajukan bangsa kita. Janganlah hanya mengejar cita-cita kita, kejarlah
juga secara bersama kemajuan negara kita agar kita tidak malu tertinggal dengan
negara lain dan kita akan
menjadi bangga menjadi Anak Bangsa Indonesia.
Kesimpulanya mengingat faktor-faktor pada
memudarnya rasa kebersatuan berbangsa yang akan mengakibatkan banyak dampak
negatif, bahkan yang lebih berbahaya lagi ialah Disintegrasi Bangsa Indonesia.
Untuk itulah perlunya usaha dari kita yang berupa toleransi, karena hanya ialah
yang akan menyelamatkan bangsa kita dari Bahaya Disintegrasi Bangsa Indonesia.
Saya berharap agar isi daripada Sumpah
Pemuda tidak menjadi prasasti di sejarah kebangsaan Indonesia, melainkan
menjadi prasasti di dalam hati kita, karena ada petuah “Hati merupakan kerajaan
di dalam tubuh, jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh”. Kalau hati kita
telah terukir Sumpah Pemuda, hati kita pun akan terpedoman sesuai isi dan
kandungan Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari.
Akhir kata, Tiada Gading yang tidak retak.
Mohon maaf bila ada salah kata yang keluar dari mulut saya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar