Senin, 12 November 2012

Pidato Bahasa Indonesia



Nah kali ini saya ingin berbagi nih kepada kalian yang bingung buat cari tugas pidato bahasa indonesia. kebetulan ane mo sharing aja tugas pidato saya termasuk kerangka pidato dan naskahnya, bagi agan yang bingung juga saya sediain kerangka pidatonya, oke langsung saja, Cekidot!

Kerangka Pidato:
Tema              : Sumpah Pemuda
Tujuan           : Mempersuasif
Judul              : meningkatkan rasa kebersatuan dan kebangsaan Indonesia
A.Pembuka:            
Salam
Penghormatan kepada ibu guru dan teman-teman
Puji syukur ke hadirat tuhan
Menyampaikan topik pidato sesuai dengan tema dan judul pidato
Latar Belakang:        Sumpah pemuda sebagai penyatu pemuda Indonesia
Sumpah pemuda sebagai pernyataan berkebangsaan Indonesia
Mulai memudarnya rasa persatuan dan kebangsaan pada kalangan pemuda
B. Isi:
            Sebab-sebab memudarnya rasa persatuan dan kebangsaan di kalangan pemuda
            Akibat dari memudarnya rasa persatuan dan kebangsaan di kalangan pemuda
            Tindakan untuk mengurangi pemudaran tersebut
            Hasil-hasil yang akan diperoleh bila tindakan berhasil dilaksanakan
C. Penutup:
            Kesimpulan berupa sebab akibat dan solusi
            Penegasan ulang
            Harapan agar sadar tentang pentingnya sumpah pemuda
            Terima Kasih dan permohonan maaf bila ada salah kata
            Salam Penutup

Naskah Pidato
Assalamualaikum Wr. Wb.
  Kepada Ibu Guru yang saya hormati dan teman-teman yang saya sayangi.
   Alhamdulillah, Mari kita panjatkan puji syukur kita ke hadirat Tuhan YME, atas segala berkat dan rahmatnya yang telah dilimpahkanya kepada kita. Kita dapat berkumpul disini pada hari ini dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Guru yang telah memberikan kesempatan saya untuk berpidato.
   Pada kesempatan kali ini saya akan membahas pidato saya yang berjudul Meningkatkan Rasa Kebersatuan dan Kebangsaan di kalangan pemuda. Ya pemuda itu tentulah kita pada generasi sekarang ini. Pada 84 tahun yang lalu para pemuda Bangsa Indonesia mengadakan Kongres Pemuda II yang tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928 merumuskan 3 hal bagi pemuda yang dinamakan sumpah pemuda. Pada point yang kedua dikatakan bahwa “Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia”. Pada point tersebut dapat diartikan bahwa para pemuda dan pemudi telah bersumpah untuk bersatu dan berbangsa Indonesia. Namun ironisnya, zaman sekarang kita bisa saksikan kawan-kawan kita yang melakukan tawuran pelajar yang tidak kenal rasa kebersatuan berbangsa Indonesia. Pertanyaanya, Dimanakah rasa kebersatuan berbangsa itu berada dalam diri kita?
   Disinilah dimulai kita bercermin kepada diri kita sendiri. Mengapa hal itu bisa terjadi. Kalau kita amati, hal ini bermula dari kondisi lingkungan masyarakat kita yang tidak mencerminkan lagi adanya rasa kebersatuan berbangsa. Dapat dibuktikan pada masa sekarang ini banyak masyarakat kita yang semangat bergotong-royongnya rendah, bahkan tidak ada sama sekali. Karena keadaan yang demikian, maka para pemudapun akhirnya meniru kebiasaan masyarakat tersebut. Dikarenakan para pemuda merupakan peniru yang baik dan umumnya tanpa proses pikir panjang yang matang. Lalu di masa Reformasi kini dimana Demokratisasi yang melewati batas dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa yang akibatnya menimbulkan frustasi dan hilangnya optimisme di kalangan pemuda yang akhirnya memunculkan sifat malas, egois dan emosional. Timbulnya paham etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik daripada suku lain dan juga timbulnya fanatisme yang menganggungkan kelompoknya sehingga para pemuda lebih membanggakan suku/kelompoknya dibanding persatuan bangsa. Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
   Lalu langkah apakah yang harus ditempuh oleh kita? Jika masyarakat kita kegotong-royonganya kurang, kita bisa mengajak teman-teman kita untuk bergotong-royong membersihkan kelas kita sehingga teman-teman kita sadar tentang arti pentingnya gotong-royong. Jika banyaknya unjuk rasa yang membuat kita frustasi, pesimis, egois, malas dan emosional cobalah untuk berpikir terbuka seandainya kita hidup dimasa rezim orde lama dan orde baru dimana kebebasan berpolitik dibatasi oleh pemerintah sehingga banyak aspirasi dan keluhan yang tak sampai di benak pemikiran pemerintah pada saat itu. Jika anda yang merasa memiliki rasa etnosentrisme dan fanatisme yang tinggi biasakanlah anda untuk hidup bertoleransi dan menyadari pentingnya bersatu dengan sama lain dibanding bersatu dengan orang yang sama. Karena pada dasarnya manusia itu diciptakan dalam berbagai suku untuk saling mengenal masing-masing keunikan. Ingatlah motto Negara kita “Bhineka Tunggal Ika”. Jangan sampai tulisan itu hanya dijadikan prasasti di depan kelas kita. Jadikan ia prasasti di dalam hati kita. Jika anda merasa Indonesia tertinggal dibanding Negara lainya, cobalah mulai sekarang sadarlah bahwa kita adalah generasi yang akan meneruskan bangsa kita di masa yang akan datang dengan cara buatlah suatu rencana di masa depan yang kelak akan memajukan bangsa kita. Janganlah hanya mengejar cita-cita kita, kejarlah juga secara bersama kemajuan negara kita agar kita tidak malu tertinggal dengan negara lain           dan kita akan menjadi bangga menjadi Anak Bangsa Indonesia.
   Kesimpulanya mengingat faktor-faktor pada memudarnya rasa kebersatuan berbangsa yang akan mengakibatkan banyak dampak negatif, bahkan yang lebih berbahaya lagi ialah Disintegrasi Bangsa Indonesia. Untuk itulah perlunya usaha dari kita yang berupa toleransi, karena hanya ialah yang akan menyelamatkan bangsa kita dari Bahaya Disintegrasi Bangsa Indonesia.
   Saya berharap agar isi daripada Sumpah Pemuda tidak menjadi prasasti di sejarah kebangsaan Indonesia, melainkan menjadi prasasti di dalam hati kita, karena ada petuah “Hati merupakan kerajaan di dalam tubuh, jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh”. Kalau hati kita telah terukir Sumpah Pemuda, hati kita pun akan terpedoman sesuai isi dan kandungan Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari.
   Akhir kata, Tiada Gading yang tidak retak. Mohon maaf bila ada salah kata yang keluar dari mulut saya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.